LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA
Guru Pengampu : Bpk. Edy Al Fitri
Disusun oleh ;
Ø
Ajeng Matsna Rifamida Maharani (XI-F/01)
Ø
Anggi Apriliana (XI-F/02)
Ø
Anis Maulidah Hasanah (XI-F/03)
Ø
Chamidatus Sa’diyah (XI-F/04)
Ø
Chanifah Fauchilda Mawadani (XI-F/05)
Ø
Ziyadatun Ni’mah (XI-F/36)
MA SALAFIYAH
KAJEN MARGOYOSO PATI
2016
Titrasi Asam Basa
Latar Belakang
Titrasi asam basa adalah
suatu prosedur untuk menentukan kadar (pH) suatu larutan asam/basa berdasarkan
reaksi asam basa. Kadar larutan asam dapat ditentukan dengan menggunakan
larutan basa yang sudah diketahui kadarnya, dan sebaliknya kadar larutan basa
dapat ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang sudah diketahui kadarnya.
Titrasi yang menyandarkan pada jumLah volume larutan disebut titrasi volumetri.
Pengukuran volume diusahakan setepat mungkin dengan menggunakan alat-alat,
seperti buret dan pipet volumetri.
Secara teknis, titrasi
dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit larutan penitrasi
melalui buret, ke dalam larutan yang akan dititrasi dalam labu erlemeyer.
Penambahan dilakukan terus menerus sampai kedua larutan tepat habis bereaksi
yang ditandai dengan berubahnya warna indikator.
Kondisi pada saat terjadi
perubahan warna indikator disebut titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi
diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan
asam habis bereaksi dengan larutan basa. Pendekatan antara titik akhir titrasi
dan titik ekuivalen titrasi bergantung pada pH perubahan warna dari larutan
indikator. Jika perubahan warna indikator terletak pada pH titik ekuivalen,
maka titik akhir titrasi sama dengan titik ekuivalen. Akan tetapi, jika
perubahan warna terjadi setelah penambahan larutan penitrasi yang berlebih,
maka titik akhir titrasi berbeda dengan titik ekuivalen. Perbedaan antara titik
akhir titrasi dengan titik ekuivalen disebut kesalahan titrasi. Besar kecilnya
kesalahan titrasi ditentukan oleh pemilihan indikator. Jika indikator yang
digunakan tepat, maka kemungkinan kesalahan titrasinya kecil.
Dalam titrasi, ada saat
dimana terjadi perubahan pH secara drastis. Kondisi ini terjadi saat titrasi
mendekati titik ekuivalen. Perubahan ini akan tetap terjadi meskipun larutan
penitrasi yang ditambahkan sangat sedikit. Titik ekuivalen dalam titrasi
berbeda-beda tergantung jenis titrasinya. Titrasi asam kuat oleh basa kuat dan
sebaliknya mempunyai titik ekuivalen pada pH 7. Titik ekuivalen titrasi asam
lemah oleh basa kuat terjadi pada pH basa, antara 8 dan 9. Sementara titik
ekuivalen titrasi basa lemah oleh asam kuat berada pada pH asam.
Tujuan
a.
Menentukan konsentrasi larutan HCl dengan
larutan NaOH melalui titrasi asam basa
b.
Menentukan perhitungan persamaan reaksi HCl
dengan larutan NaOH
Alat
Nama alat
|
Gambar dan fungsi
|
Buret
|
Berfungsi untuk
mengukur volume cairan yang diperlukan untuk suatu reaksi
|
Erlenmeyer
|
Berfungsi untuk
menempatkan larutan yang akan dititrasi
|
Gelas ukur
|
Berfungsi sebagai
wadah untuk mengambil cairan dengan volume yang menuntut ketelitian tinggi
|
Corong
|
Berfungsi sebagai
alat untuk menyaring dan membantu memindahkan
larutan dari wadah yang satu ke wadah yang lain terutama yang bermulut kecil
|
Pipet tetes
|
berfungsi untuk membantu memindahkan
cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain dalam jumLah yang sangat kecil
dari tetes demi tetes
|
Statif
|
Berfungsi untuk
menegakkan buret, corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan.
|
Bahan :
a. Larutan
HCL dengan konsentrasi yang belum diketahui
b. Larutan
fenolftalein
c. Larutan
NaOH 1 M
Langkah Kerja
1.
Isi buret dengan larutan 49 mL NaOH 1 M dan
catat pembacaan buret!
2.
Masukkan 10 mL larutan HCL ke dalam
erlenmeyer!
3.
Tambahkan 2 tetes larutan fenolftalein!
4.
Lakukan titrasi dengan cara meneteskan
larutan NaOH dari buret ke dalam labu erlenmeyer sambil diguncangkan !
Penetesan larutan NaOH dihentikan jika larutan dalam erlenmeyer menjadi merah
muda dan warna itu tidak menghilang jika erlenmeyer diguncangkan.
5.
Catat volume NaOH yang digunakan!
6.
Ulangi percobaan 2 – 3 kali!
Hasil Kerja
Konsentrasi larutan
NaOH diketahui adalah 1 M
Pembacaan buret berisi larutan NaOH :
PERCOBAAN
|
Volume NaOH ( mL )
|
||
Awal (V1)
|
Akhir (V2)
|
Terpakai (V2-V1)
|
|
1
|
49
|
42
|
7
|
2
|
42
|
17
|
25
|
3
|
17
|
0
|
17
|
PERHITUNGAN :
Volume rata-rata NaOH yang digunakan
= 16 mL
Volume HCL yang digunakan
= 10 mL
Titrasi 10 mL HCL 1,6 M pada saat penambahan 16 mL
NaOH 1 M adalah
Banyak mol HCL mula-mula = 10 mL x 1,6 M = 16 mmol
Banyak mol NaOH mula-mula = 16 mL x 1 M = 16 mmol
HCL + NaOH
NaCl + H2O
m 16
16 -
-
t 16 16 - 16 16 +
s 0 0 16 16
Mol hasil reaksi yang tersisa adalah 0
Permasalahan
1.
Tuliskan persamaan reaksi dari percobaan
tersebut!
Jawab : HCl + NaOH
NaCl + H2O
2.
Berapa konsentrasi larutan HCL tersebut ?
Jawab : VHCL × MHCl
×
nHCl = VNaOH × MNaOH ×
nNaOH
10 × MHCl
× 1 = 16 ×
1 ×
1
10 MHCl
= 16
MHCl =
1,6 M
3.
Faktor – faktor apa saja yang bisa menyebabkan
kesalahan pada percobaan titrasi ?
Jawab :
a. Kesalahan
penglihatan saat pembacaan larutan pada buret
b. Konsentrasi
larutan yang tidak tepat
c. Penambahan
larutan fenolftalein yang tidak sesuai standar
d. Alat
yang digunakan terkontaminasi dengan zat atau larutan lain baik karena tidak
dicuci ataupun karena proses pencucian yang tidak bersih, Serta keadaan alat
yang rusak atau cacat.
4.
Apa kesimpulan dari percobaan yang telah
dilakukan ?
Jawab :
Semakin sedikit penambahan larutan NaOH maka warna larutan campuran semakin
pekat, sedangkan jika semakin banyak penambahan larutan NaOH maka warna larutan
campuran semakin pudar.
Kesimpulan
Titrasi adalah prosedur untuk menentukan kadar
(konsentrasi) suatu larutan berdasarkan reaksi asam basa dengan larutan yang
sudah diketahui kadarnya. Kesalahan titrasi yang hanya sebesar 1 mL tidak
terlalu berpengaruh pada perhitungan kadar larutan. Kadar HCl yang kami dapat
dari percobaan ini adalah 1,6 M.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar