Rabu, 02 Maret 2016

Laporan Titrasi Asam Basa



LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM BASA
     Guru Pengampu : Bpk. Edy Al Fitri


 Disusun oleh ;
Ø  Ajeng Matsna Rifamida Maharani            (XI-F/01)
Ø  Anggi Apriliana                                        (XI-F/02)
Ø  Anis Maulidah Hasanah                            (XI-F/03)
Ø  Chamidatus Sa’diyah                                (XI-F/04)
Ø  Chanifah Fauchilda Mawadani                 (XI-F/05)
Ø  Ziyadatun Ni’mah                                     (XI-F/36)

MA SALAFIYAH
KAJEN MARGOYOSO PATI
2016


Titrasi Asam Basa
Latar Belakang
Titrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar (pH) suatu larutan asam/basa berdasarkan reaksi asam basa. Kadar larutan asam dapat ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang sudah diketahui kadarnya, dan sebaliknya kadar larutan basa dapat ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang sudah diketahui kadarnya. Titrasi yang menyandarkan pada jumLah volume larutan disebut titrasi volumetri. Pengukuran volume diusahakan setepat mungkin dengan menggunakan alat-alat, seperti buret dan pipet volumetri.
Larutan yang akan dicari kadarnya dimasukkan ke dalam labu erlemeyer, sementara larutan yang sudah diketahui kadarnya dimasukkan ke dalam buret. Sebelum memulai titrasi, larutan yang akan dititrasi ditetesi larutan indikator. Jenis indikator yang digunakan disesuaikan dengan titrasi yang dilakukan, misalnya Fenolftalein untuk titrasi asam kuat oleh basa kuat.
Secara teknis, titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit larutan penitrasi melalui buret, ke dalam larutan yang akan dititrasi dalam labu erlemeyer. Penambahan dilakukan terus menerus sampai kedua larutan tepat habis bereaksi yang ditandai dengan berubahnya warna indikator.
Kondisi pada saat terjadi perubahan warna indikator disebut titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu kondisi pada saat larutan asam habis bereaksi dengan larutan basa. Pendekatan antara titik akhir titrasi dan titik ekuivalen titrasi bergantung pada pH perubahan warna dari larutan indikator. Jika perubahan warna indikator terletak pada pH titik ekuivalen, maka titik akhir titrasi sama dengan titik ekuivalen. Akan tetapi, jika perubahan warna terjadi setelah penambahan larutan penitrasi yang berlebih, maka titik akhir titrasi berbeda dengan titik ekuivalen. Perbedaan antara titik akhir titrasi dengan titik ekuivalen disebut kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan oleh pemilihan indikator. Jika indikator yang digunakan tepat, maka kemungkinan kesalahan titrasinya kecil.
Dalam titrasi, ada saat dimana terjadi perubahan pH secara drastis. Kondisi ini terjadi saat titrasi mendekati titik ekuivalen. Perubahan ini akan tetap terjadi meskipun larutan penitrasi yang ditambahkan sangat sedikit. Titik ekuivalen dalam titrasi berbeda-beda tergantung jenis titrasinya. Titrasi asam kuat oleh basa kuat dan sebaliknya mempunyai titik ekuivalen pada pH 7. Titik ekuivalen titrasi asam lemah oleh basa kuat terjadi pada pH basa, antara 8 dan 9. Sementara titik ekuivalen titrasi basa lemah oleh asam kuat berada pada pH asam.
Tujuan

a.      Menentukan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH melalui titrasi asam basa
b.      Menentukan perhitungan persamaan reaksi HCl dengan larutan NaOH

Alat

Nama alat
Gambar dan fungsi
Buret

Berfungsi untuk mengukur volume cairan yang diperlukan untuk suatu reaksi

Erlenmeyer
Berfungsi  untuk menempatkan larutan yang akan dititrasi

Gelas ukur
Berfungsi sebagai wadah untuk mengambil cairan dengan volume yang menuntut ketelitian tinggi

Corong
Berfungsi sebagai alat untuk menyaring dan membantu memindahkan larutan dari wadah yang satu ke wadah yang lain terutama yang bermulut kecil

Pipet tetes
 berfungsi untuk membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain dalam jumLah yang sangat kecil dari tetes demi tetes

Statif
Berfungsi untuk menegakkan buret, corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan.


Bahan :
a.       Larutan HCL dengan konsentrasi yang belum diketahui
b.      Larutan fenolftalein
c.       Larutan NaOH 1 M
Langkah Kerja
         1.         Isi buret dengan larutan 49 mL NaOH 1 M dan catat pembacaan buret!
         2.         Masukkan 10 mL larutan HCL ke dalam erlenmeyer!
         3.         Tambahkan 2 tetes larutan fenolftalein!
         4.         Lakukan titrasi dengan cara meneteskan larutan NaOH dari buret ke dalam labu erlenmeyer sambil diguncangkan ! Penetesan larutan NaOH dihentikan jika larutan dalam erlenmeyer menjadi merah muda dan warna itu tidak menghilang jika erlenmeyer diguncangkan.
         5.         Catat volume NaOH yang digunakan!
         6.         Ulangi percobaan 2 – 3 kali!
Hasil Kerja
Konsentrasi larutan  NaOH diketahui adalah 1 M
Pembacaan buret berisi larutan NaOH :
PERCOBAAN
Volume NaOH ( mL )
Awal (V1)
Akhir (V2)
Terpakai (V2-V1)
1
49
42
7
2
42
17
25
3
17
0
17

PERHITUNGAN :
Volume rata-rata NaOH yang digunakan   = 16 mL
Volume HCL yang digunakan  = 10 mL
Titrasi 10 mL HCL 1,6 M pada saat penambahan 16 mL NaOH  1 M adalah
Banyak mol HCL mula-mula = 10 mL x 1,6 M = 16 mmol
Banyak mol NaOH mula-mula = 16 mL x 1 M = 16 mmol
                          HCL  +  NaOH   NaCl + H2O
                     m   16          16                -          -
                      t    16          16 -             16       16 +
                      s     0            0                16       16
Mol hasil reaksi yang tersisa adalah 0
Permasalahan
          1.         Tuliskan persamaan reaksi dari percobaan tersebut!
Jawab : HCl + NaOH   NaCl + H2O
          2.         Berapa konsentrasi larutan HCL tersebut ?
Jawab :  VHCL  ×  MHCl  ×  nHCl   =   VNaOH  ×  MNaOH  ×  nNaOH  
                10   ×  MHCl   ×  1       =     16     ×   1           ×   1
                           10  MHCl          =    16
                             MHCl              =    1,6 M
          3.         Faktor – faktor apa saja yang bisa menyebabkan kesalahan pada percobaan titrasi ?
Jawab :
a.     Kesalahan penglihatan saat pembacaan larutan pada buret
b.     Konsentrasi larutan yang tidak tepat
c.     Penambahan larutan fenolftalein yang tidak sesuai standar
d.    Alat yang digunakan terkontaminasi dengan zat atau larutan lain baik karena tidak dicuci ataupun karena proses pencucian yang tidak bersih, Serta keadaan alat yang rusak atau cacat.
          4.         Apa kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan ?
Jawab : Semakin sedikit penambahan larutan NaOH maka warna larutan campuran semakin pekat, sedangkan jika semakin banyak penambahan larutan NaOH maka warna larutan campuran semakin  pudar.
Kesimpulan
            Titrasi adalah prosedur untuk menentukan kadar (konsentrasi) suatu larutan berdasarkan reaksi asam basa dengan larutan yang sudah diketahui kadarnya. Kesalahan titrasi yang hanya sebesar 1 mL tidak terlalu berpengaruh pada perhitungan kadar larutan. Kadar HCl yang kami dapat dari percobaan ini adalah 1,6 M.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar